ADRO Naik ke Tertinggi Baru 2024 di Atas 3.620 Tampaknya Sudah Melupakan Penurunan Pendapatan di Semester Pertama 2024
- ADRO meraih tertinggi baru 2024 di atas 3.620.
- Pendapatan usaha turun 15% karena penurunan harga jual rata-rata.
- IMP Manufaktur S&P Global Indonesia 48,9, turun sedikit dari bulan sebelumnya.
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) diperdagangkan di 3.590, naik 0,84% hari ini. ADRO dibuka di 3.590, mencatatkan terendah dan tertinggi dalam satu jam pertama di masing-masing 3.570 dan 3.650. Tertinggi yang disebutkan di atas juga merupakan tertinggi baru 2024. Saham ini memulai pekan baru dengan optimis setelah pekan lalu bergerak sideways di sekitar 3.500 - 3.590. Saham ini tampaknya sudah mulai melupakan penurunan pendapatan usaha semester pertama 2024 yang dilaporkan pada pekan lalu.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk. dalam kinerja keuangan semester pertama 2024 menunjukkan bahwa pendapatan usaha turun 15% menjadi $2.973 juta dibandingkan semester pertama 2023, meskipun volume penjualan naik 7% menjadi 34,94 juta ton. Penurunan pendapatan terutama disebabkan penurunan harga jual rata-rata sebesar 19% dan pelemahan harga batu bara. Laba inti $911 juta pada periode yang sama dari 1.024 juta pada semester pertama 2023.
Dalam laporan yang sama diungkapkan bahwa perusahaan ini menunjukkan belanja $394 juta pada semester pertama 2024, naik 46% dibandingkan semester pertama 2024. Belanja modal ini dialokasikan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrasturktur.
Jika ADRO terus berkinerja positif, saham ini akan menghadapi resistance di 3.870 (tertinggi 30 Desember 2022), 3.990 (tertinggi 20 Desember 2022), dan 4.000 (level psikologis). Untuk sisi bawah ADRO bisa ditopang oleh 3.500 (terendah 28 dan 29 Agustus 2024), 3.240 (terendah 19, 20, dan 21 Agustus 2024), dan 3.070 (terendah 5 Agustus 2024).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia meraih tertinggi baru sepanjang masa di 7.726,18, naik 0,51% pada saat penulisan. IHSG tampaknya mengabaikan data ekonomi Indonesia yang dirilis pada hari ini. IMP Manufaktur S&P Global Indonesia untuk bulan Agustus adalah 48,9, turun dari 49,3 pada bulan sebelumnya. Data lainnya menunjukkan bahwa Inflasi Inti Indonesia pada basis tahunan untuk bulan Agustus naik 2,02%, naik dari 1,95% pada periode sebelumnya. Hasil ini meleset dari konsensus 1,98%.